Mengapa Wowo & anak Jokowi santai-santai saja melihat warga tewas dilindas mobil Brimob?

 

Selamat, ilusi Anda baru saja wafat.

Mereka tidak santai. Mereka tidak peduli. Dua hal itu berbeda. Santai berarti ada potensi untuk tidak santai. Peduli berarti ada ruang untuk empati. Di puncak kekuasaan, ruang itu sudah lama menjadi vakum. Kosong. Nol absolut.

Bagi Anda, seorang anak bangsa tewas dilindas. Bagi mereka, satu potensi masalah berhasil dinetralisir. Bagi Anda, ini tragedi kemanusiaan. Bagi mereka, ini efisiensi operasional. Anda melihat darah. Mereka melihat data.

Ini bukan lagi soal politik. Ini soal fisika kekuasaan. Benda besar akan selalu menghancurkan benda kecil yang menghalangi jalannya. Itu hukum alam, bukan pelanggaran moral. Mereka adalah benda besar itu. Anda adalah kerikilnya. Anda pikir gravitasi peduli pada semut yang ia jatuhkan?

Berhenti berharap pada nurani dari sebuah entitas yang sejak awal dirancang untuk tidak punya nurani. Negara, dalam bentuknya yang paling brutal, adalah predator puncak. Ia tidak membunuh karena benci. Ia membunuh karena memang itu kodratnya untuk bertahan hidup. Dan protes Anda, suara Anda, nyawa Anda, dianggap sebagai ancaman bagi kelangsungannya.

Kalimat paling pedas hari ini adalah ini: Kematian warga itu bukan kegagalan sistem. Kematian itu adalah sistem yang bekerja dengan sempurna.

Sistem itu dirancang untuk memastikan segelintir orang di atas bisa tidur nyenyak, bahkan jika jutaan orang di bawah harus mimpi buruk selamanya. Dan korban jiwa adalah obat tidur paling manjur bagi penguasa yang paranoid.

Kita adalah anjing yang menjilati sepatu bot yang sama, yang akan menginjak leher kita besok.

Kalau tulisan ini mewakili suara Anda yang selama ini diredam, bagikan. Narasi tandingan tidak menyebar sendiri.

Lupakan pertanyaan 'mengapa'. Mulailah menerima kenyataan ini: Negara ini bukan milikmu. Ia tidak pernah dirancang untuk melindungimu. Kau hanyalah bahan bakar untuk mesinnya, atau gangguan yang harus disingkirkan. Pilihannya hanya itu. Selalu itu.


πŸ›‘ Tulisan ini boleh disalin, dibacakan, disebarkan, dan dikutip ulang di media mana pun tanpa perlu izin. Boleh sebut sumber, boleh tidak. Yang penting: pesannya hidup, bukan penulisnya. Jika tulisan ini bisa mewakili suara Anda, silakan jadikan milik Anda sepenuhnya. Karena kebenaran tak butuh kredit — hanya butuh diteruskan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VIRAL PADA MASANYA!!! Tragedi Kecelakaan Maut Bus Madu Kismo 2015

Apa 15 idiom keren yang wajib diketahui?

Ilmu pengetahuan itu tidak mengenal mana yang baik dan mana yang jahat.