Apa sajakah fakta psikologis yang paling mengagumkan?
OTAK LEBIH MEMILIH RASA SAKIT DARIPADA BOSAN
Bayangkan jika anda terkurung di ruangan seperti ini selama satu jam sendiri tanpa gawai anda:
Di ruangan ini, anda hanya ditemani oleh mesin kejut listrik yang akan memberikan anda rasa sakit tanpa membahayakan nyawa anda. Apakah anda akan mencobanya?
"Tentu tidak, itu bodoh!".
Saya yakin sebagian besar dari anda, terutama yang selalu berpikiran logis pasti akan berpikir seperti itu.
Sayangnya, percobaan pada tahun 2016 yang dilakukan di Maastricht University, Belanda menunjukkan hal lain. Bagi sebagian besar orang, rasa bosan adalah sesuatu yang jauh tidak tertahankan jika dibandingkan rasa sakit sehingga jika anda berada pada situasi di atas, kemungkinan besar anda akan mencoba merasakan sensasi kejut listrik yang ada.
Simpulan tersebut juga dapat menjelaskan perilaku melukai diri sendiri (self harm) yang sering terjadi pada penghuni sel isolasi (solitary confinement). Para narapidana yang diletakkan di sel isolasi -yang jelas membosankan- memiliki kemungkinan 6,9 kali lipat lebih besar untuk melukai diri sendiri daripada narapidana lainnya.
Kedua ilustrasi di atas menunjukkan bagaimana putus asanya otak kita untuk selalu mencari cara kabur dari kejaran rasa bosan.
Lalu, mengapa otak kita begitu membenci kebosanan?
Otak adalah organ yang bekerja dengan unik. Ia terdiri dari milyaran sel. Sel tersebut selalu membentuk hubungan-hubungan baru ketika ada informasi yang masuk.
Disinilah kuncinya: INFORMASI.
Kebosanan hakikatnya adalah ketiadaan informasi yang cukup signifikan bagi otak. Ketiadaan informasi membuat otak tidak saling terhubung lagi. Membuat sebagian sel otak tidak lagi berfungsi, terutama sel otak yang berfungsi untuk mengolah memori. Yang selanjutnya terjadi adalah, bagian otak tersebut akan mengecil. Membuatnya menjadi kerusakan otak permanen.
Ternyata, semua itu terjadi karena memang otak ingin menjaga dirinya sendiri tetap 'waras'.
Komentar
Posting Komentar