Tujuh Bulan Dicari Keluarga, Ternyata Dibunuh Suami

 Asep dan Irma baru menikah selama setahun, namun pernikahan mereka tidak berjalan harmonis. Asep sering melontarkan kata cerai, memiliki sifat impulsif, dan temperamental. Ada desas-desus bahwa Asep beberapa kali terlibat kasus narkoba, meskipun selalu bisa bebas dengan tebusan.

Irma adalah seorang penyanyi yang cantik dan mandiri secara finansial. Ketika situasi rumah tangganya semakin memburuk, ia memutuskan untuk meninggalkan rumah yang ia tinggali bersama Asep di Pacet, Kabupaten Bandung, dan pindah ke Cimahi.

Pada Desember 2023, Irma memberi tahu kakaknya, Siska, bahwa ia ingin merayakan tahun baru di Pangandaran bersama teman-temannya, kemudian pergi ke Kalimantan untuk mencari ketenangan. Hal ini dimaklumi oleh keluarga, terutama karena mereka memiliki kerabat di Kalimantan.

Komunikasi antara Siska dan Irma berjalan lancar. Setiap hari, Irma mengirim pesan meskipun hanya untuk bercanda. Namun, pada 11 Januari 2024, Irma tiba-tiba meminta uang dan ingin menitipkan anaknya kepada Siska.

Siska mengira Irma masih berada di Pangandaran berdasarkan unggahan cerita di media sosial. Namun, sehari kemudian, pada 12 Januari, Irma tidak dapat dihubungi lagi. Irma seolah menghilang tanpa jejak. Keluarga segera mulai mencarinya.

Keluarga Irma mendatangi Asep untuk mencari tahu keberadaan Irma. Asep dengan tenang menjelaskan bahwa ia memang menjemput Irma, namun Irma kabur dengan membawa semua barang-barangnya. Untuk meyakinkan keluarga, Asep bahkan menantang mereka untuk melapor ke polisi.

Pada saat yang hampir bersamaan, keluarga Irma mendapatkan informasi dari beberapa teman bahwa Irma bekerja di Bali. Hal ini membuat keluarga memilih untuk menunggu kabar lebih lanjut dari Irma.

Situasi ini membingungkan keluarga. Irma sering pergi jauh untuk bekerja, rumah tangganya sedang tidak stabil, dan ia mungkin memang berniat pergi ke Bali atau Kalimantan untuk menenangkan diri.

Namun, kenyataannya, Irma telah dibunuh oleh Asep. Pembunuhan ini telah direncanakan sejak Desember 2023. Asep memutuskan untuk membunuh istrinya setelah mendengar rumor bahwa Irma berselingkuh.

Awalnya, Asep mengajak seorang warga di kampungnya untuk membantu membunuh Irma, namun warga tersebut menolak. Asep kemudian menunda rencananya hingga ia menemukan tiga teman yang mau membantu.

Pada malam 11 atau 12 Januari, Asep berhasil membawa Irma kembali ke rumah. Di dalam kamar, ia menggorok leher Irma. Tiga temannya, AG, US, dan AK, membantu memegangi tangan, kaki, dan membungkam mulut Irma.

Apakah korban masih sadar saat digorok masih menunggu hasil pemeriksaan dokter forensik. Yang pasti, setelah digorok, tubuh korban dilempar melalui jendela dan diseret ke kebun kosong di belakang rumah pelaku untuk dikubur.

Asep menggunakan cangkul dan golok yang dipinjamnya dari orang lain untuk melakukan pembunuhan tersebut. Ia menyuruh temannya menggali kuburan. Ketiga temannya tidak menerima imbalan apapun, seolah-olah pekerjaan ini dilakukan secara sukarela.

Sementara itu, keluarga korban terus mencari Irma. Hingga pada bulan Maret, sebuah akun anonim mengirim pesan ke akun Instagram Siska, menanyakan status hubungan Siska dengan Irma. Kemudian pada bulan Juni, akun anonim lain menginformasikan bahwa Irma telah dibunuh.

Karena akun anonim tersebut mengaku tidak memiliki bukti, keluarga tidak terlalu serius menanggapi informasi tersebut. Namun pada 28 Juli, semuanya berubah. Seorang pria bernama Dedi mendatangi keluarga korban untuk menceritakan semuanya.

Dedi memberikan informasi lengkap mengenai pembunuhan Irma. Ia mendengar cerita ini dari salah satu pelaku yang disuruh menghilangkan barang bukti kejahatan. Pelaku tersebut sering dihantui rasa bersalah.

Menindaklanjuti informasi tersebut, keluarga segera melapor ke Polresta Bandung. Pada tanggal 30 Juli, polisi akhirnya melakukan ekshumasi jasad korban. Semua informasi yang diberikan Dedi terbukti benar.

Sehari kemudian, polisi berhasil menangkap keempat pelaku. Asep Saepulah ditangkap di tempat pelariannya di Kabupaten Bogor, sedangkan tiga pelaku lainnya ditangkap di Bandung dan Bogor.

Penangkapan Asep diwarnai kemarahan dari keluarga korban. Ada dugaan bahwa Asep memaksa menjemput Irma dengan ancaman akan membunuh ayahnya yang sekarang tinggal sendirian.

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal seumur hidup.

Delik: Pembunuhan berencana
Pelaku: Asep Saepulah dibantu tiga orang
Motif: Sakit hati mendengar rumor istri selingkuh
Latar Belakang: Perkawinan tidak harmonis, Asep berperilaku buruk, Narkoba
Modus: Dipaksa pulang, dengan ancaman menyakiti ayah korban, digorok di dalam rumah lalu dikubur di lahan kosong
Ancaman Hukuman: Seumur hidup (Pasal 340 KUHP)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VIRAL PADA MASANYA!!! Tragedi Kecelakaan Maut Bus Madu Kismo 2015

Ilmu pengetahuan itu tidak mengenal mana yang baik dan mana yang jahat.

Tragedi Tewasnya Mahasiswi UIN Raden Fatah: Investigasi dan Dampaknya