[Saya menjawab anonim karena fakta ini sangat sadis dan menyeramkan. Gambar-gambar yang ada bisa saja dianggap melanggar BNBR. Daripada akun saya dilarang, saya menjawab anonim]

  • Ngayau/Berburu Kepala

Tradisi ini biasa dilakukan oleh orang-orang Dayak pada zaman dahulu, yaitu “NGAYAU” atau berburu kepala, konon hal ini dilakukan berdasarkan nilai-nilai adat yang dipegang suku-suku dayak tersebut. Ngayau dilakukan untuk membuktikan tanda kedewasaan bagi seorang laki-laki, tetapi ngayau sendiri memiliki banyak makna magis, tergantung dari adat yang dimiliki. Tujuan lain dari Ngayau adalah untuk menjaga keselamatan diri dari para pendatang yang bertujuan mengusik kampung halaman mereka.

Ngayau dilakukan di kampung-kampung yang berbeda, lalu jika sang penantang menang maka kepala dari lawan yang mati akan dipenggal, dibawa pulang,dan disimpan. Tetapi tradisi ini sudah dihilangkan, dengan adanya perjanjian tumbang anoi sekitar tahun 1894. Meski begitu, tradisi Ngayau kembali dilakukan di Sampit dan sekitarnya pada kerusuhan Sampit pada tahun 2001. Mayat tanpa kepala yang merupakan pendatang dari Madura banyak ditemukan pasca kerusuhan.

  • Ritual Kamang Tariu

Bagi suku Dayak Kanayan’t, Kamang Tariu/Nyaru Sumangat adalah adat untuk memanggil roh-roh nenek moyang. Biasaya adat ini dilakukan ketika Ngayo/Ngayau dan perang. Roh-roh tersebut akan merasuki orang-orang yang akan berperang.

Orang Dayak biasanya akan menyatakan perang jika ada orang sudah melecehkan adat Dayak. Bagi orang Dayak peperangan berarti peperangan yang meliputi semua anggota suku dan semua anggota suku lawan. Untuk itu dibutuhkan ”mangkok merah” untuk mengajak semua orang Dayak ikut bertempur. Penyebaran mangkok merah sebagai tanda semua elemen Dayak untuk ikut.

Bagi orang Dayak peperangan itu harus menjalani ritual tertentu dan tidak semua orang bisa ikut berperang. Hanya orang yang lolos ujian tertentu yang bisa turut berperang. Setelah melalui proses penyeleksian, Maka pasukan terpilih harus mengikuti upacara pemanggilan “Kamang Tariu” untuk memberi kekuatan dan keberanian kepada semua pasukan dalam berperang. Sehingga tidak heran dalam beberapa peristiwa bentrokan besar ada teriakan “Kamang Tariu” yang sulit ditirukan pada saat normal. Prosesi ini juga harus dipimpin oleh dukun senior yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.

Dalam kondisi ini Pasukan Dayak siap diterjunkan kedalam medan peperangan. Mereka siap berperang dengan segenap kemampuan. Pasukan yang berperang juga harus mau melakukan beberapa hal seperti tidak mengambil barang atau harta kekayaan musuh serta tidak boleh memperkosa wanita. Jika dilanggarkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kalah dalam perang atau hilang kekebalan dan lain sebagainya

Orang Dayak juga percaya adanya roh-roh nenek moyang yang mendiami Kalimantan. Efek dirasuki dari roh-roh tersebut adalah, orang-orang yang dirasuki akan kehilangan kesadaran, kebal dari semua senjata, dan bersifat “tidak manusiawi.” Oleh sebab itulah saat kerusuhan-kerusuhan suku yang memecah di Kalimantan beberapa dekade lalu, banyak ditemukan jenazah-jenazah korban yang, “terpenggal dan hilang organnya.” . Mereka juga mempercayai bahwa musuh yang meninggal harus dimakan “hatinya” supaya roh korban tidak mengganggu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VIRAL PADA MASANYA!!! Tragedi Kecelakaan Maut Bus Madu Kismo 2015

Apa 15 idiom keren yang wajib diketahui?

Ilmu pengetahuan itu tidak mengenal mana yang baik dan mana yang jahat.