Dibantai karena menjadi ketidaknyamanan di tanah kelahiran mereka sendiri

 

Pergilah sejauh tiga ribu mil ke arah selatan Rio de Janerio dan kalian akan menjumpai ujung selatan Amerika Selatan, kepulauan Tierra del Fuego yang dingin. Pulau terbesarnya, Isla Grande de Tierra del Fuego adalah rumah bagi masyarakat suku Selk'nam.

Isla Grande de Tierra del Fuego

Pulau tersebut, yang namanya diberikan oleh penjelajah Spanyol yang menyaksikan asap dari api unggun penduduk lokal, telah mapan menjadi rumah bagi suku Selk'nam setelah mereka bermigrasi menggunakan kano ribuan tahun lalu. Sepanjang waktu itu mereka hidup dengan damai, berburu makanan dan menunjukkan ketahanan luar biasa dengan berpakaian terbuka di tengah iklim dingin yang menggigit.

Kehidupan mereka kemudian terancam saat ditemukan bahwa pulau tersebut menyimpan emas dalam jumlah besar. Seperti yang diduga, hal itu memicu orang-orang berburu menambang emas yang menarik orang-orang Argentina, Chili, dan orang Eropa. Setelah penambangan emas berakhir, banyak populasi imigran kembali ke negara asal mereka, kebanyakan dari mereka berasal dari Kroasia.

Namun, beberapa dari mereka, mengambil jalan yang berbeda.

Mereka yang tetap tinggal memutuskan untuk membangun peternakan domba. Peternakan ini dibangun berdasarkan gagasan para pendatang tentang kepemilikan dan kepemilikan pribadi, yang tidak ada dalam kebudayaan Selk'nam. Akibatnya, orang lokal tetap berburu seperti biasa -meskipun perburuan mereka berujung pada peternakan milik pendatang.

Berbagai bisnis melihatnya sebagai perburuan, dan dengan persetujuan pemerintah Argentina dan Chili, mereka mulai membayar para petani dan milisi (mereka yang menjadi prajurit karena wajib militer) untuk memburu dan membunuh masyarakat Selk'nam. Mereka membayar hadiah besar pada yang dapat menyerahkan tangan atau telinga, kemudian diikuti oleh kepala. Kepala perempuan dihargai lebih tinggi.

Cara lain yang populer adalah dengan membunuh dengan racun, meracuni makanan masyarakat Selk'nam. Bahkan mereka yang tidak langsung dibunuh diperlakukan dengan begitu mengerikan; banyak dari mereka ditangkap dan diberangkatkan ke Eropa dimana mereka dipajang secara barbar di "kebun binatang manusia."

Perjalanan mereka sangat panjang dan berbahaya, sedikit yang bisa bertahan dan bahkan lebih sedikit dari mereka bisa kembali lagi ke kampung halaman. Para misionaris mencoba untuk membantu, tapi hanya sedikit yang dapat mereka lakukan dan begitu pemerintah memutuskan untuk merelokasikan orang Selk'nam yang tersisa ke penampungan untuk melindungi mereka, segalanya sudah berakhir.

Pemerintah telah memberi akses pada misionaris Salesian ke pulau dimana orang-orang Selk'nam yang tersisa ditahan. Para Salesian adalah jemaat Katolik laki-laki dari Italia. Mereka menginginkan akses sehingga mereka dapat merawat para Selk'nam, serta mendidik dan membuat mereka dapat membaur dengan kehidupan baru.

Tanpa sepengetahuan para misionaris dan pemerintah Italia, orang-orang Italia menginfeksi mereka dengan penyakit yang masyarakat Selk'nam tidak punya pertahanan imun terhadap penyakit tersebut. Hal tersebut mengakibatkan jumlah mereka yang sudah berkurang menjadi lebih menurun karena menyerah pada penyakit asing. Pada pertengahan abad ke-19, suku Selk'nam punya empat ribu populasi.

Pada tahun 1930, seratus orang.

Dari zaman perburuan emas hingga mereka dimusnahkan, para Selk'nam telah dibunuh, dijejali minuman keras, dideportasi, dan para perempuan diperkosa. Bahkan setelah semuanya berlalu, suku Selk'nam tidak dapat pulih dan pada tahun 1974, darah murni terakhir Selk'nam meninggal.

Ángela Loij, keturunan asli Selk'nam terakhir.

Sebuah suku, masyarakat, kebudayaan -bersama dengan bahasa mereka, kepercayaan, dan tradisi, dirusak oleh kejamnya kepentingan pribadi penjajah asing. Berkat misionaris Angelikan Thomas Bridges yang memulai misi di pulau serta berupaya mempelajari bahasa dan kebiasaan mereka, sekarang masih ada catatan tertulis tentang kebudayaan mereka.

Saat ini hanya ada satu orang yang masih hidup yang berbicara bahasa Ona, bahasa asli Selk'nam:

Joubert Yanten Gomez, seorang linguistik berbakat dari Chili yang mewarisi darah Selk'nam di nadinya. Dia mempelajarinya saat masih remaja dengan belajar leksikon yang dihasilkan oleh seorang misionaris, serta berlatih berbicara dengan mendengarkan rekaman yang dibuat oleh seorang antropolog.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VIRAL PADA MASANYA!!! Tragedi Kecelakaan Maut Bus Madu Kismo 2015

Apa 15 idiom keren yang wajib diketahui?

Ilmu pengetahuan itu tidak mengenal mana yang baik dan mana yang jahat.