Mengapa bisnis kuliner milik Gibran dan Kaesang rontok?
Apa yang mereka jual itu nggak ada yang menarik dan gampang ditiru.
Saya dulu sempat suka Sang Pisang, rasanya (buat saya) enak meski harganya agak mahal tapi membuat nugget pisang itu gampang dan ternyata nggak istimewa, di samping rumah ada tetangga yang jualan (sekarang sudah tutup) dan rasanya persis sekali dengan harga yang lebih murah, ya otomatis dagangannya jadi nggak istimewa dong.
Selain itu usaha mereka yang lain kebanyakan di bidang makanan dan nggak terlalu inovatif seperti Goola yang basisnya berjualan es doger dll tapi disuntik investor Rp. 71 Miliar, kalau anda perhatikan itu bukan sesuatu yang menggebrak atau luar biasa, semua orang bisa buat.
Yang menarik itu iColor dimana saya langganan tetap dan menirunya agak susah karena harus ada orang yang benar benar paham akan teknologi Apple, selain itu usahanya nggak ada yang menarik atau benar benar unik sehingga masih bisa ditiru banyak orang, kan beda dengan usaha tertentu yang cenderung unik dan nggak bisa ditiru.
Kebanyakan usaha mereka gampang ditiru dan tidak ada nilai plusnya sehingga kolaps satu persatu terutama untuk usaha kuliner, perhatikan saja usaha kuliner yang bertahan biasanya adalah usaha yang unik atau murah/bisa dijalankan dengan cepat seperti Mie Gacoan dll, apa yang dimiliki mereka sayangnya nggak unik sehingga kurang bisa bersaing di masyarakat.
Mungkin juga secara rasa makanan yang mereka jual biasa saja + nggak ada waktu untuk mengurusnya sehingga kolaps satu persatu, tapi memang beberapa produk mereka yang saya coba rasanya biasa dan nggak istimewa.
Komentar
Posting Komentar