Dibangun Cuma Rp7 Miliar Dari Hasil Urunan Masyarakat, Tugu Ini Memiliki Emas 50 Kg yang Aman Hingga Sekarang
Tugu adalah sebuah infrastruktur yang dibangun sebagai penanda pernah terjadi peristiwa besar pada daerah tempat berdirinya.
Monumen Nasional atau yang populer dikenal disingkat sebagai "Monas" adalah salah satu tugu yang snagat ikonik diantara banyaknya infrastruktur yang ada di Jakarta, Indonesia.
Infrastruktur ini berhasil menjadi salah satu simbol kebanggaan bagi warga Jakarta dan bahkan seluruh masyarakat Indonesia secara umum.
Perlu diketahui, pada Monumen Nasional terdapat emas raksasa di puncaknya dengan berat sebesar 72 kilogram (kg).
Meski begitu, hanya 50 kg saja yang diletakkan pada Lidah Api Kemerdekaan yang berada di atas ujung Puncak Monas.
Untuk 22 kg emas lainnya berada di Ruang Kemerdekaan dan melekat pada pintu gapura kemerdekaan diantara burung Garuda Pancasila, dan kepulauan Indonesia.
Seperti halnya tugu yang lain, pada area Monas juga tersimpan sejarah yang sangat berkesan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Area ini menjadi saksi dari peristiwa pembacaan Teks Proklamasi oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang menjadi penanda kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Dari peristiwa itu, tanah tempat pembacaan proklamasi itu kemudian diabadikan dalam bentuk bangunan Monas yang hingga saat ini masih berdiri tegak.
Monumen ini dibangun selama 4 tahun dari 1961 hingga 1965 di era kepemimpinan Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Pemancangan tiang pertama tugu Monas dilakukan langsung oleh Soekarno bertepatan dengan perayaan ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-16 (17 Agustus 1961).
"Kita membuat Tugu Nasional sebagai simbol kebesaran negara. Saya harap seluruh bangsa Indonesia membantu pembangunan Tugu Nasional itu," ucap Bung Karno saat peresmiannya.
Dengan ajakan tersebut, Monas akhirnya dibangun dengan biaya Rp7 miliar yang berasal dari hasil urunan masyarakat.
Monas memiliki ketinggian pelataran puncak mencapai 115 meter, Sedangkan lidah api kemerdekaanmya memiliki ketinggian 14 meter yang terbuat dari 14,5 ton perunggu dengan lapisan emas murni seberat 50 Kg.
Meskipun status ibu kota sudah tak melekat lagi pada Jakarta, saat ini Monas masih menjadi salah satu ciri khas dari negara ini.
Untuk 22 kg emas lainnya berada di Ruang Kemerdekaan dan melekat pada pintu gapura kemerdekaan diantara burung Garuda Pancasila, dan kepulauan Indonesia.
Seperti halnya tugu yang lain, pada area Monas juga tersimpan sejarah yang sangat berkesan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Area ini menjadi saksi dari peristiwa pembacaan Teks Proklamasi oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang menjadi penanda kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Dari peristiwa itu, tanah tempat pembacaan proklamasi itu kemudian diabadikan dalam bentuk bangunan Monas yang hingga saat ini masih berdiri tegak.
Monumen ini dibangun selama 4 tahun dari 1961 hingga 1965 di era kepemimpinan Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Pemancangan tiang pertama tugu Monas dilakukan langsung oleh Soekarno bertepatan dengan perayaan ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-16 (17 Agustus 1961).
"Kita membuat Tugu Nasional sebagai simbol kebesaran negara. Saya harap seluruh bangsa Indonesia membantu pembangunan Tugu Nasional itu," ucap Bung Karno saat peresmiannya.
Dengan ajakan tersebut, Monas akhirnya dibangun dengan biaya Rp7 miliar yang berasal dari hasil urunan masyarakat.
Monas memiliki ketinggian pelataran puncak mencapai 115 meter, Sedangkan lidah api kemerdekaanmya memiliki ketinggian 14 meter yang terbuat dari 14,5 ton perunggu dengan lapisan emas murni seberat 50 Kg.
Meskipun status ibu kota sudah tak melekat lagi pada Jakarta, saat ini Monas masih menjadi salah satu ciri khas dari negara ini.
Komentar
Posting Komentar