Bagaimana pendapat kalian mengenai #IndonesiaGelap?

 

Ilustrasi dari Kelakar Politik.

Selama 20 tahun bekerja, saya dapat kesempatan untuk melihat sisi lain Indonesia.

  1. Kawasan industri Cikande Banten. Ada karyawan mau lamar kerja, mereka diminta bayar biaya admin. Selain itu, ada fenomena karyawan titipan dari RT, RW, desa, kecamatan sampai ormas di lokasi ini. Yang paling kasian adalah sopir truk. Keluar masuk kawasan harus kasih uang rokok. Bongkar muat pun harus kasih uang jajan ke oknum yang jumlahnya banyak sekali.
  2. Kawasan industri Jatake Banten. Saya pernah melihat ormas lagi marah ke HRD gara-gara menerima karyawan dari Balaraja. FYI, ormas ini merasa orang Balajara itu bukan akamsi dan bukan warlok. Hanya karena pelamar berbeda kota dan kabupaten, ormas berani intervensi penerimaan karyawan disini.
  3. Kawasan industri Taman Tekno Banten. Ada fenomena LSM yang memaksa pemilik perusahaan untuk menerima anggotanya. Kalau permintaan ini dituruti, biasanya mereka nyari-nyari masalah. Mereka baru diam setelah permintaannya dituruti.
  4. Kawasan industri Jababeka Bekasi. Dulu persaingan tender catering disini cukup seram. Alih-alih bersaing secara sehat, mereka menghalalkan segala cara demi dapat tender. Kalau mereka kalah, si pemenangnya rentan sekali dapat intimidasi.
  5. Kawasan industri Pulogadung Jakarta. Dulu sering ada cekcok antara ormas Pemuda Pancasila, Forum Betawi Rempug dan BPPKB. Ada yang rebutan jatah karyawan titipan ormas. Ada pula yang rebutan jatah limbah. Sekalinya kompak, mereka sama-sama minta THR menjelang hari raya.

Selain Banten, Jakarta dan Jawa Barat.

Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogja sampai Batam mulai marak adanya ormas maupun LSM.

Pak SBY sudah 2 periode.

Pak Jokowi sudah 2 periode.

Dan saat ini Pak Prabowo sebagai presiden.

Alih-alih ada perubahan ke arah positif.

Realita pahitnya ormas dan LSM malah makin merajalela.

Mau bilang Indonesia terang, saya melihat sendiri betapa gelapnya pungli di kawasan industri.

Mau bilang Indonesia cerah, saya melihat sendiri betapa sadisnya orang yang melakukan pemalakan di kawasan industri.

Mau bilang Indonesia emas, saya melihat sendiri bahwa aksi premanisme itu benar-benar sangat meresahkan.

Masih ada isu keamanan lain.

Saya ke Palembang melalui Simpang Meo tahun 2007.

Tahun 2024 saya lewat sana lagi dan belum ada perubahan.

Masih saja jadi daerah rawan, ada tukang palak sampai bajing loncat.

Rakyat bayar pajak buat gaji polisi dan TNI, tapi mereka tidak berhasil merubah daerah rawan jadi daerah aman.

Selain itu, saya sedih melihat sopir truk melakukan demo di Tanjung Priok.

Sopir truk ini sudah capek dan lelah karena hasil keringatnya dihisap oleh vampir tukang pungli dan tukang palak.

Dan yang membuat saya gak habis pikir, sekarang mulai marak aksi persekusi ke tukang bangunan dari luar daerah.

RT, RW, ormas dan LSM bekerja sama gimana caranya bisa melakukan monopoli perihal tukang bangunan.

Kalau bukan akamsi, sikat.

Kalau bukan warlok, usir.

Pertanyaan saya, aparat selama ini kemana saja?

Rakyat itu bayar pajak untuk gaji kalian.

Nurani dan empati kalian (aparat) itu dimana sih.

Dapat gaji untuk melindungi rakyat tapi tutup mata melihat masyarakat yang jadi korban pungli, pemalakan dan premanisme.

Meski hidup saya dan keluarga baik-baik saja.

Saya tetap sakit hati melihat keadaan Indonesia saat ini.

Mengutip kalimat Bung Karno.

Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VIRAL PADA MASANYA!!! Tragedi Kecelakaan Maut Bus Madu Kismo 2015

Ilmu pengetahuan itu tidak mengenal mana yang baik dan mana yang jahat.

Tragedi Tewasnya Mahasiswi UIN Raden Fatah: Investigasi dan Dampaknya